Jumat, 19 Agustus 2011

Mulut dan Telinga

mendengarlah lebih, berpikir baru berucap
 
jika ada sesuatu yang "salah" jangan keburu menyalahkan orang lain, tanyakan pada diri sendiri: apakah telinga dan mulut kita sudah berinteraksi sebagaimana mestinya..????
 
ketika seorang manusia tercipta di dunia dengan kodrat sebagai makhluk yang paleng sempurna, maka bisa dipastikan "tanggung jawab" sebagai makhluk ciptaanNYA jauh lebih besar... itu PASTI !!
Kompleks itu mungkin kata yang pas untuk semua "tanggung jawab" yang harus dihadapi, mulai dari yang telah dibawa sejak kita melihat dunia, sampai dengan yang harus dihadapi sebagai konsekuensi kita mengacak-acak dunia.
Ketika manusia tercipta dengan dua telinga, dan satu mulut, mungkin dengan maksud agar kita lebih banyak dan lebih pandai, atau bahkan lebih hati-hati
(memperhatikan dengan seksama) dalam mendengar daripada berbicara.
Dia (telinga) tercipta dengan posisi menyamping di kanan dan kiri, mungkin dengan maksud agar semua "arah" kita perhatikan seksama, mengumpulkan bahan pertimbangan untuk otak (perihal baik/buruknya) yang kemudian diteruskan pada mulut.
Mulut menempati posisi lebih depan dari telinga, menurutku bukan karna dia memimpin dan lebih berkuasa, tetapi karna dia mempunyai "tanggung jawab" untuk menyuarakan perintah otak dari
hasil mengkoordinir stimuli rekan-rekannya yang lain, untuk disampaikan kepada manusia yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar