Jumat, 19 Agustus 2011

Kata-kata, Air dan Kesatria Piningit


kata-kata memiliki sifat seperti air, sama-sama bersifat mengikuti wadahnya. Air akan memiliki bentuk yang sama dengan setiap wadah yang digunakan, begitu juga kata-kata; kata-kata akan akan terucap dan tertulis menyesuaikan dengan dimana tempat dan kepada siapa dia dituangkan; 
bukan munafik, karena kita belum membicarakan tentang rasa atau isi dan kandungan dari air atau kata-kata, masih pada tahap cara menuangkannya.

Air akan menguap dan hilang saat dia dipanaskan hingga mendidih dan kita lupa mematikan api yang menyulutnya, sama dengan kata-kata yang akan berkurang, tidak terdengar atau bahkan tersampaikan hikmah atau maksudnya saat kondisi hanya “panas” yang ada, dan bahkan tidak akan tersisa saat “panas” semakin meraja.

Air dan kata-kata juga bisa begitu menyejukkan dan melepaskan “dahaga”, menyirami dan bahkan mampu menumbuhkan atau membangkitkan “gairah” untuk berjuang; seperti halnya Negarawan sekaligus Proklamator bangsa ini Ir. Soekarno, atau lebih kita kenal dengan sebutan Bung Karno, yang mampu “membungkam” banyak Negara yang meremehkan Negara kita saat itu, dan membangkitkan semangat kecintaan akan bangsa pada rakyatnya; itu “kekuatan” kata-kata yang berhasil diolah dengan begitu baik, oleh seorang yang menjadikan “kecintaan akan bangsa” sebagai dasar sebelum berucap. 

Aku tidak bercerita tentang isi dari apa yang terucap saat itu; karena notabene aku belum hidup di masa itu; tetapi satu yang aku yakin, saat semua berlandaskan
pada “cinta” maka dia akan tertuang dengan kekuatan yang begitu besar hingga mampu menggetarkan dinding setebal apapun, menggoyahkan batang yang berakar tunggang sekalipun; ya….kekuatan cinta pada INDONESIA; INDONESIA yang kita artikan sebagai bangsa dan tanah air; bangsa yang berarti rakyat (manusia); tanah dan air, yang berarti tempat kita berpijak dan hidup. Bukan hanya ke-cinta-an pada segelintir orang yang berlabel keluarga atau golongan, dan bahkan diri sendiri.

Kita tidak perlu menunggu datangnya sosok seorang “kesatria piningit” seperti selama beberapa tahun terakhir rame dibicarakan oleh banyak kalangan, mulai dari masyarakat umum, kalangan intelektual, akademisi, politikus, sampai pemerhati dunia supranatural, untuk menggantikan sosok yang pernah ada dan membangkitkan kembali INDONESIA; 
sekali lagi itu tidak perlu; Karena “kesatria” itu ada dalam diri kalian masing-masing…!!! sangat tidak adil bagi Sang Kesatria, jika dia harus diartikan sebagai seseorang (satu orang) yang akan “menyelamatkan” dan “membangkitkan” bangsa dan negara (nusantara) ini. bangkitlah jiwa kesatria, kita semua adalah KESATRIA itu kini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar